Laman

Kamis, 06 Januari 2011

PENINGKATAN PRIMARY CARE MELALUI PENYIMPANAN DATA ELEKTRONIK DAN KOMUNIKASI ONLINEPENINGKATAN PRIMARY CARE MELALUI PENYIMPANAN DATA ELEKTRONIK DAN KOMUNIKASI ONLINE
Oleh : I Wayan Suardana; NPM : 0906594362

Abstrak
Pelayanan kesehatan kesehatan primer melalui komunikasi online merupakan metode pelayanan kesehatan yang baik, karena aman, efektif dan efisien. Peningkatan pelayanan kesehatan primer dapat dilakukan dan mampu menjangkau tempat yang sangat jauh bila dilakukan melalui komunikasi online. Komunikasi secara online hanya dapat dilakukan apabila adanya Sistem Informasi dan Komunikasi yang memadai, terkoneksi, memiliki sistem dan software yang handal dan memiliki flatform sistem operasi yang sama antara provider kesehatan dengan pasien. Komunikasi secara online akan lebih mudah apabila pasien juga bisa mensharing informasi kesehatannya secara online. Salah satu syarat untuk mempermudah dalam mensharing informasi adalah dengan penyediaan alat penyimpanan data secara elektronik. Dengan sistem penyimpanan data secara elektronik seorang tenaga kesehatan dapat mengakses data yang sudah dibuka oleh pasien. Data yang tersimpan secara elektronik ini berisi semua data tentang identitas pasien, riwayat kesehatan, asuransi dan data lain yang memungkinkan pasien maupun tenaga kesehatan mudah melakukan pengambilan keputusan dan mengambil tindakan. Dengan demikian, peningkatan pelayanan keperawatan primer melalui komunikasi online akan semakin maksimal apabila didukung oleh adanya kemudahan dalam mensharing data melalui sistem pencatatan data elektronik.

A Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi/information and communication technology (ICT) yang berbasis komputer telah berkembang dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kesehatan (Lee,2010). Bebagai aktivitas pelayanan keperawatan baik yang bersifat langsung seperti sistem billing, dokumentasi dan laporan, dan pelayanan keperawatan langsung seperti pemberian obat dan monitoring menjadi lebih mudah dan akurat berkat adanya teknologi informasi.
Sejumlah studi telah melaporkan adanya fenomena pedang bermata dua dari sistem informasi khususnya informasi klinik bagi tenaga kesehatan. Masih banyak tenaga kesehatan yang belum optimal dalam menggunakan ICT, sehingga sering berangapan penggunaan ICT masih dipaksakan dan belum waktunya ( Ash,et.al,2004 dalam Lee, 2010) Tenaga kesehatan masih banyak menenukan kendalam dalam menggunakan ICT sebagai akibat adanya permasalahan pada peralatan ( hard ware ), pengembangan soft ware yang digunakan maupun administrasi penggunaannya ( Darbyshire,2000;2004 )
Perawat merupakan tenaga kesehatam yang paling banyak berhubungan langsung dengan pasien, maupun perangkat pendukung pelayanan kesehatan sehingga diharapkan lebih menguasai ICT bila dibandingkan tenaga kesehatan lain ( Allen,2007). Dalam penggunaan ICT tidak terbatas pada saat pasien di rawat di ruangan. Makin berkembangnya ICT dan makin banyaknya pemilik ICT dan alat pendukungnya, makin luasnya area jangkauan ICT merupakan suatu tantangan dan sekaligus peluang dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan bagi pasien.
Dengan adanya integrasi berbagai perangkat komputer dengan jaringan komunikasi, baik yang berbasis satelit, serat optik, kabel maupun broad band merupakan suatu peluang yang sangat besar bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan dengan tetap mempertahankan kualitas namun dilain pihak tetap memperhatikan cost. Selain itu hard ware dan jaringan yang didukung oleh berbagai sofware yang mendukung sistem pelayanan kesehatan merupakan hal yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam pemberian pelayanan dasar bagi pasien-pasien yang berada pada jarak yang sangat jauh dari lokasi pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan primer merupakan pelayanan kesehatan yang menempatkan pasien dan tenaga kesehatan dalam suatu hubungan kerjasama yang saling membutuhkan. Secara ideal pasien seharusnya memanfaatkan hubungan ini untuk melakukan perubahan perilaku dalam rangka meningkatkan kualitas hidup ( Dixon,2010 )
Peranan ICT dalam pelayanan keperawatan primer yang paling penting adalah penyediaan data kesehatan secara elektronik, sehingga data semakin mudah diakses. Coba dibayangkan kalau kita tiba-tiba sakit disuatu daerah dengan jarak ribuan kilometer, bagaimana seorang tenaga kesehatan bisa mendapatkan data untuk mengetahui berbagai hal terkait kesehatan pasien sebelumnya. Kondisi ini akan lebih mudah apabila data kesehatan sudah ada dalam suatu tempat ( server ) atau chip yang bisa dibuka dengan menggunakan password yang diketahui pasien.
Sistem penyimpanan data secara elektronik memungkinkan pasien dan tenaga kesehatan dapat membuka data dimana saja, data akan dapat dilanjutkan dan seorang pasien tidak perlu datang ke suatu tempat pelayanan kesehatan tertentu hanya untuk mendapatkan data ( Dixon,2010).
Program penyimpanan data elektronik dan sistem pelayanan kesehatan primer secara online merupakan dua hal yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian. Perhatian dari pemerintah sangat penting, karena menyangkut regulasi, instansi pelayanan kesehatan menyangkut penyediaan hardware dan administrasi, pengembang sofware menyangkut program, maintenance, continuity dan sinkronisasi dengan berbagai sistem maupun vendor yang akan menyediakan layanan jaringan maupun penyimpan data begitu juga dengan asuransi karena terkait dengan sistem jaminannya.
Dalam rangka pengembangan sistem penyimpanan data kesehatan elektronik dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan primer secara online, perlu diperhatikan keefektivan dari sistem dan proses, standar dan protokol penggunaan secara jelas untuk mendapatkan peningkatan hasil dan meningkatkan pasien safety ( Mason, Leavitt & Chaffee,2007).
B. Kajian Literatur
Konsep adalah sejumlah kajian yang digunakan untuk menganalisa urgensi dari sistem penyimpanan data kesehatan secara elektronik dan pelayanan kesehatan primer melalui komunikasi secara online.
1. Konsep penyimpanan data elektronik
Sistem penyimpanan data elektronik adalah suatu sistem yang digunakan untuk menyimpan data demografi, emergency contact, asuransi, informasi tentang penyakit dan riwayat tindakan yang telah didapatkan, affiliasi spiritual, riwayat medis, alergi, riwayat laboratorium, imunisasi, riwayat bedah dan riwayat dirawat dirumah sakit ( Krummen,2010) dalam bahan penyimpanan dalam bentuk magnetik, maupun mode elektronik tertentu yang bisa dibuka dengan suatu program komputer.
The American Academy of Nursing ( AAN) pada tahun 2008 mengeluarkan sebuah konsensus bahwa perlu dilakukan tranformasi dalam hubungan antara pasien dan rumah sakit. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keamanan, peningkatan kualitas yang berorientasi pada pasien. Perluasan sistem, teknolgi yang terintegrasi dan kerjasama yang erat antara arsitek, vendor, perawat, dokter, laboratorium, farmasi dan caregiver dalam segala aspek dalam rangka mendesain ruang kerja dan teknologi untuk memastikan ITC dapat digunakan sesuai kebutuhan pasien (Krummen,2010).
Sistem penyimpanan data elektronik masuk dalam rumpun Health Information Technology (HIT),memiliki andil yang sangat besar dalam meningkatkan keamanan, keefektifan dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan. Hampir 80% medical error dapat dihindari dengan penyimpanan data elektronik (Simpson,2003). Deese & Stein,2004 melaporkan adanya pengurangan waktu 50% dari dalam hal penemuan data bila dibandingkan dengan cara konvensional. Sistem penyimpanan data elektronik dapat mengurangi 1,5 jam waktu per perawat dalam 12 jam. Penyimpnan data elektronik mengurangi kasus kematian dan injury pada pasien karena perawat memiliki waktu lebih banyak bersama pasien.
Penyimpanan data elektronik dapat memperjelas komunikasi antar disiplin tenaga kesehatan. Namun dalam beberapa studi masih dijumpai masalah dalam penggunaan elektronik health record yakni adanya data yang tidak lengkap dan tidak akurat serta adanya copy paste data (Brandt,2008).
Sistem penyimpan data elektronik yang telah banyak digunakan sebagian besar identifikasinya menggunakan kartu yang menggunakan bar code. Secara nyata sistem penyimpanan data elektronik dapat mengurangi biaya dan ruang penyimpanan, keuntungan yang tidak nampak berupa mampu mencegah kesalahan tindakan, mengurangi risiko dan hal lain yang sifatnya kebijakan (Catalano & Fickenscher,2008).
Sistem penyimpanan data elektronik kesehatan sebaiknya dibuat terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu. Hal ini akan memungkinkan setiap komponen bisa bekerjasama dan saling melengkapi dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik.
Adanya beberapa tanggapan yang kurang mendukung terhadap penggunaan alat penyimpan data elektronik, terkait dengan keberadaan kartu, kelengkapan data, aspek legal, keakuratan program, kontinuitas pengisian data pada pasien dengan penyakit kronis dan penanganan pasien yang dirawat melebihi batas waktu perawatan. Menurut Barnard & Sandelwoski (2001) dapat mengakibatkan dehumanisasi, depersonalisasi, dan menjadikan pasien sebagai obyek. Selain itu adanya keluhan berupa adanya perawat yang tidak mahir menggunakan IT, adanya tanggapan bahwa IT dapat merusak akar dari missi keperawatan berupa perilaku caring. Adanya kekhawatiran terkait adanya kemungkinan crash akibat penggunaan yang overload dalam suatu waktu, keterbatasan aplikasi komputer dari tenaga kesehatan dan kemampuan interface dari data ke sistem yang lain.
Sejak tahun 2004, Rothman Healthcare Corporation telah mengembangkan suatu model Patient Condition Tracker untuk menjebatani masalah dalam perawatan pasien secara terus menerus. The Patient Condition Tracker menggunakan pencatatan data elektronik yang dapat mendisplai perkembangan perkembangan kesehatan pasien. Kondisi pasien dapat dilaporkan dan di update secara reguler dengan pemberian secara informasi tentang vital signs, nursing assessments, and laboratoty results dalam bentuk grafik yang mudah dipahami.
Penggunaan sistem penyimpanan data secara elektronik dapat diaplikasikan dalam bentuk kartu atau chip dengan dasar sistem kemagnetan maupun transistor yang dapat dibukan dengan sistem operasi komputer tertentu.








Dari sistem penyimpanan data eletronik diatas dapat dilihat sistem BARCODE, dimana dalam Barcode dapat diisi dengan beberapa komponen untuk validasi pembukaan data pasien antara lain: Nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, alamat, email, jenis asuransi dan tanda khusus.
Kartu ini dapat dipindai menggunakan alat pindai barcode selanjutnya selanjutnya setelah matching, data tentang kesehatan pasien akan dapat dibuka. Data yang sudah dibuka selanjutnya dapat digunakan untuk melihat riwayat kesehatan dan memasukkan data kesehatan saat ini.
Dilain pihak adanya pernyataan dari pasien bahwa sistem penyimpanan data elektronik dapat meningkatkan kepercayaannya tentang keamanan data maupun fleksibilitas penggunaannya.
2. Konsep pelayanan kesehatan melalui komunikasi primer secara online
Sistem pelayanan kesehatan melalui komunikasi online sudah banyak digunakan dalam berbagai jenis industri jasa seperti perbankan, travel, retail. Sistem online dapat digunakan untuk mengetahui berbagai berbagai macam transaksi bisnis secara lebih cepat, efektif dan efisien (Dixon,2010).
Dalam bisnis pelayanan kesehatan pengembangan model ini masih sangat terbatas, padahal bisinis pelayanan kesehatan merupakan bisnis yang sangat besar dan berkembang dengan sangat cepat. Secara umum hinga saat ini, penggunaan sistem komunikasi online dan pemanfaatan teknologi masih sangat terbatas. Hanya 4% tenaga kesehatan di Amerika menggunakan sistem teknologi informasi yang berkesinambungan penyimpanan data elektronik secara penuh, meskipun secara umum pemegang kebijakan di pemerintahan sangat mendukung penggunaan sistem pelayanan online.
Pelayanan dengan sistem online sangat cocok digunakan dalam pelayanan primer, karena sistem ini tidak terlalu rumit, masalah yang ditangani sederhana dan dampak/risiko yang mungkin timbul tidak terlalu berat. Dalam kasus-kasus yang memerlukan tindakan skunder dan penatalaksanaan yang lebih spesialistik dan tidakan kompleks model pelayanan kesehatan dengan sistem online kurang tepat, kecuali untuk data sharing dengan tempat pelayanan kesehatan lain.
Pemberian pelayanan primer dapat dilakukan pada pasien pasca dirawat di rumah sakit, namun memiliki masalah terhadap assesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, baik karena faktor jarak, waktu, biaya, maupun kondisi fisik pasien. Komunikasi online juga sangat tepat dilakukan pada semua kasus yang tidak memerlukan pelayanan skunder lain. Pasien dan tenaga kesehatan di rumah sakit dapat melakukan konsultasi, diskusi dan confrence secara langsung.
Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam sistem pelayanan kesehatan online adalah (Dixon,2010):
a. Sistem pembayaran: dalam sistem konvensional pembayaran dilakukan dengan cara menghitung jumlah kunjungan, namun dengan sistem baru masih sangat sulit menentukan standar pembayaran dan cara pembayaran.
b. Keterbatasan alat teknologi dan komunikasi : kemungkinan tidak adanya integrasi antara sistem yang digunakan oleh pasien maupun provider sehingga dapat mempengaruhi kualitas proses, maupun privacy pasien
c. Manajemen penyakit kronis : kecenderungan penyakit kronis menjadi semakin banyak, namun dengan penggunaan sistem pelayanan kesehatan online penderita penyakit kronis sebenarnya memerlukan tindakan khusus sehingga tidak mungkin hanya menggunakan sistem online.
Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan perlu dilakukan beberapa modifikasi teknologi adalah:
a. Perlunya pembuatan portal : pembuatan portal dalam bentuk website dapat memberikan jaminan terhadap keamanan pasien. Portal ini hendaknya dioperasikan oleh teknisi yang memahami teknologi informatika maupun menguasai teknis pelayanan kesehatan.
b. Penambahan komponen pada sistem ICT yang kita miliki agar bisa compatible dengan berbagai sistem yang digunakan oleh vendor, sehingga sistem kita bisa sinkron dengan sistem yang ada.
c. Adanya training yang cukup dalam penggunaan sistem informasi secara online untuk menghindari kesalahan intepretasi dan pangambilan keputusan.
d. Adanya kesempatan untuk melakukan melakukan konsultasi dan diskusi secara online.
e. Tersedianya berbagai informasi yang dapat digunakan untuk pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan kesehatan pasien.
Sebagai contoh seseorang yang menderita DM setelah melakukan pengecekan gula darah menemukan adanya penurunan kadar gula darah yang melebihi standar, maka penderita dapat menggunakan PDA untuk mendapatkan informasi terkait makanan dan diet yang sesuai.
f. Melakukan virtual visit dapat dilakukan dengan video confrence dengan menggunakan fasilitas web cam yang ada.
g. Remote monitoring merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang berisi sistem otomatis alert yang bertujuan mengingatkan pasien agar melakukan kontrol sesuai dengan masalah yang dihadapi.

3. Diskusi
Berdasarkan konsep sistem penyimpanan data elektronik dan teori tentang sistem pelayanan primer melalui komunikasi online dapat dilakukan beberapa analisa. Sistem pelayanan primer melalui komunikasi secara online, merupakan ide yang sangat baik, ditengah makin penuhnya tingkat hunian rumah sakit dan makin mahalnya biaya transportasi. Dilain pihak kemajuan sistem teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu peluang yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien. Sistem informasi dan komunikasi online, memang tidak mampu membantu semua upaya pelayanan kesehatan, sehingga model ini sangat tepat digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan primer yang bersifat sangat mendasar.
Sistem pelayanan primer dengan sistem komunikasi online akan dapat berjalan dengan baik apabila antara pasien dan tenaga kesehatan berada pada satu platform sistem komunikasi. Dengan adanya kesamaan sistem akan mampu mempermudah sinkronisasi kerja dari sistem teknologi yang digunakan oleh provider kesehatan dengan pasien. Komunikasi dalam sistem pelayanan primer secara online dapat dilakukan oleh pasien dengan perawat, dokter, gizi dan tenaga kesehatan lain. Materi yang dikomunikasikan dapat berupa perkembangan kesehatan saat ini, konsultasi terkait adanya perubahan pada kualitas kesehatan dan konsultasi atas hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.
Proses ini akan lebih mudah apabila pasien dapat memberikan informasi tentang berbagai hal mengenai catatan kesehatannya. Secara umum record tentang kesehatan pasien biasanya tersimpan di rumah sakit. Catatan kesehatan hanya bisa dibuka apabila diambil oleh pasien untuk kepentingan pengobatan, atau pihak lain untuk kepentingan hukum, namun dengan sepengetahuan pasien. Kondisi ini hanya dapat terjadi apabila pasien datang langsung ke rumah sakit. Bagaimana jika pasien tidak bisa datang ke rumah sakit tersebut ? Apakah riwayat kesehatan pasien bisa dibuka ? Jawabannya tentu tidak, karena tidak mungkin ada sistem otorisasi yang memungkinkan orang lain membuka file rekam kesehatan pasien. Bagaimana jika pasien harus melakukan konsultasi secara online apakah tenaga kesehatan bisa mengambil keputusan dengan tepat tanpa didukung data kesehatan yang akurat ? Bagaimana jika pasien harus dirawat dirumah oleh perawat home care ? Dimana perawat dapat mengakses riwayat dan record tentang pelayanan kesehatan yang telah didapatkan pasien secara akurat ? Begitu juga seandainya pasien harus dirawat dirumah sakit lain, bukankah pasien harus melakukan pemeriksaan dari awal lagi ?
Semua kekhawatiran itu akan terjawab apabila sistem pelayanan kesehatan primer melalui komunikasi online dan rujukan dilengkapi dengan sistem pencatatan data kesehatan secara elektronik.
Kartu penyimpanan data kesehatan elektronik otorisasinya dapat dilakukan oleh pasien baik dengan menggunakan PIN, Barcode, pindai retina atau cara lain yang dianggap paling aman dan praktis sesuai dengan kondisi sistem teknologi dan informasi yang ada.
Dalam kartu berisi berbagai data terkait identitas pasien, asuransi, data kesehatan dan data lain yang penting untuk identifikasi kesehatan. Apabila dibuka dengan otorisasi pasien, secara langsung akan dapat membuka seluruh catatan kesehatan pasien dan sekaligus bisa terhubung secara langsung dengan sistem asuransi pasien. Dengan adanya integrasi ini, maka seorang pasien akan dapat mengkomunikasikan berbagai masalah kesehatan secara online, mensharing data kesehatannya dengan konsultan dan membayar konsultasi dengan asuransi. Dilain pihak pasien secara langsung mendapatkan simpanan data tambahan terkait tindakan kesehatan terakhir yang dilakukan.

4. Kesimpulan
Dari diskusi yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem penyimpanan data kesehatan elektronik merupakan sistem penyimpanan data dalam perangkat yang berbasis magnetis maupun transistor dalam bentuk kartu. Sistem penyimpanan data kesehatan elektronik sangat penting dikembangkan untuk meningkatkan akses pasien terhadap data kesehatannya sehingga dapat digunakan setiap waktu. Sistem pelayanan kesehatan primer melalui komunikasi online merupakan model yang sangat tepat dikembangkan, karena pasien dapat menikmati pelayanan kesehatan tanpa harus datang ke tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan primer secara online akan dapat berjalan dengan baik apabila komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan, didukung oleh akurasi data kesehatan dari pasien yang bisa diakses melalui kartu penyimpan data kesehatan elektronik.

Daftar Pustaka
Attributes. (2010). In Merriam-Webster Online Dictionary. Retrieved January 25, 2010, from http://www.merriam Webster.com/dictionary/

Barnard,A. & Sandelowski, M. (2001). Technology and humane nursing care: Irreconcilable or invented differences? Journal of Advanced Nursing. 34(3), 367-375.

Barry, P. (2008). AARP bulletin today: Your health. Retrieved April 28, 2008, from http://bullitenaarp.org.

Bungard, B. (2008). Use of process mapping in transitioning to an electronic medical record. CIN: Computers, Informatics, Nursing. 26(5), 303.

Catalano, K. & Fickenscher, K. (2008). Association of perioperative registered nurses: Complying with the 2008 national patient safety goals. 87(3). 547-556.

Dixon.2010. Enhanching primary care through online communication. http://www.proquest.com.pdqwed.pdf/021fb8de131567a024da31062cf06bcc/1288032301//share4/pqimage/pqirs104v/201010251415/00613/1000/out.pdf Journal Health Affairs. Juli 2010.Vol 29Iss. 7; p. 1364
Krunmen 2010. The impact of the electronic medical record on patient safety and care. Highland Heights. College of Health Profession. Kentucy.
Lee Seon ah. 2010. Clinical information system quality information tool for nursing care service. Thesis. University of Illionis at Chicago. Chicago.

Tidak ada komentar: